Kerja yang Sangat Menyebalkan

Pada siang hari yang sangat terik, tampak kantin sekolah dikerubungi para siswa guna menghabiskan istirahat mereka. Tentu tujuannya guna membeli beberapa makanan dan minuman.Mayoritas siswa hanya membeli saja guna mempersingkat waktu mereka. Namun ada beberapa siswa-siswi yang memilih duduk di meja kantin. Salah satunya adalah para siswi yang asyik menikmati bakso dan es teh.

Karina : “Aduh ini bakso kok kecut banget si!”

Della : “Hah? Kok bisa? Punyaku enak kok, nggak kecut”

Laura : “Kamu salah tuang kali, Del!”

Karina : “Bener kok. Aku tadi tuang kecap aja padahal” 

Della : “Lihat deh, Na. Botol kecap yang ini. Nah, kalau botol cuka yang ini”     (sambil menunjukkan botol kecap dan botol cuka)

Laura : “Wkwkwk tuh kan! Ngelamun aja si, kamu!” (sambil tertawa terbahak)

Karina : “Oh iyaa yaa. Aduh salah fokus sih” (sambil menahan malu)

Della : “Tandanya kurang akua tuh, Na. Wkwkw” (sambil ikut tertawa)

Laura : “Mending main tebak-tebakan yuk! Biar Karina nggak salfok lagi wkwk”

Della : “Gas, Ra!”

Laura : “Kerja-kerja apa yang paling nyebelin?”

Della : “Aku tau! Pasti kerja kelompok nih!”

Karina : “Ettt salah, Ra. Yang bener itu, kerja kelompok tapi maunya kerja sendiri!”

Laura : “Loh loh kamu kok tau Na? Bener 100 nih buat Karina paling pinter!”

Karina : “Ya tau lah, Ra. Siapa lagi si yang biasanya suka ngerjain sendiri. Udah tau       namanya kerja kelompok. Masih aja ngerjain sendiri!” (sambil menahan amarah)

Della : “Sabar Na. Emang deh si paling mandiri, makan sendiri!” (sambil tertawa)

Laura : “Wkwk bener juga. Btw, jangan keras-keras guys, nanti dia denger!”

Belum satu menit Laura menutup mulutnya, dari arah kanan mereka tampak siswi bernama Sani, sang pemeran utama dalam pembicaraan itu, mendekati meja makan mereka.

Sani : “Eh halo guys, ikut nimbrung boleh nggak?”

Laura : “Halo juga Sani, terserah si hehe” (sambil tersenyum kikuk)

Sani : “Okee Ra. Btw ini bakso kamu?” (sambil menunjuk mangkok bakso di depan Laura)

Laura : “Iyaa San, kenapa?” (sambil melirik dua temannya yang menatap sinis Sani)

Sani : “Eh, boleh minta nggak? Aku penasaran deh, mau beli tapi takut nanti bel”

Laura : “Oh boleh, San. Silahkan” (sambil tersenyum masam)

Karina : “Gimana Sani? Enak nggak? Apa perlu revisi nih baksonya? Kasihan Bu Mirna harus racik ulang lagi dong baksonya kalau nggak enak!”

Laura : “Hush Na, jangan gitu! (sambil berbisik pada Karina)

Sani : “Oh enak kok hehe. Nggak perlu revisi hehe” (sambil menahan marah)

Della : “Wih mantep nih baksonya Bu Mirna! Dapet approved langsung dari Sani! No revisi guys, wkwk” (sambil tertawa menyindir Sani)

Sani : “Hehe iyaa. Kalau gitu aku duluan yaa, guys” (sambil menghentakkan kaki)

Della : “Wkwkw lucu banget. Semoga sadar dah si Sani” (tertawa terbahak)

Karina : “Amin, Del. Udah males kita kelompokkan sama dia, revisi mulu!”

Laura : “Eh guys kasihan tau, Sani. Tapi bener si semoga tobat deh”

Akhirnya istirahat mereka dihabiskan dengan obrolan mengenai Sani yang ini-itu hingga tak terasa bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi nyaring. Akibatnya mereka segera merapikan meja mereka. Selanjutnya tiga siswi tadi segera kembali ke kelas dengan tergesa-gesa. Karena jam mata pelajaran saat itu adalah Sejarah yang terkenal dengan guru yang killer dan disiplin. 


karya: Ogista Shofwatul Maula


0 Comments